Guru Besar UGM: Fasilitas Laboratorium Hewan Uji Yang Terakreditasi di Indonesia Masih Minim

- Minggu, 12 Februari 2023 | 21:07 WIB
Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Prof. Dr. dr. Eti Nurwening Sholikhah, M.Kes., M.Med.Ed., Sp.KKLP. (Laman UGM)
Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Prof. Dr. dr. Eti Nurwening Sholikhah, M.Kes., M.Med.Ed., Sp.KKLP. (Laman UGM)

 

REPORTASE BANTEN — Penggunaan hewan untuk penelitian dan pengujian toksikologi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pengembangan obat.

Meski demikian, fasilitas laboratorium hewan uji yang terakreditasi masih sangat terbatas, sehingga peneliti harus antre untuk melakukan uji toksisitas. Seperti dikutip dari laman UGM.

“Uji toksisitas kronis memerlukan waktu bisa sampai satu tahun. Ketersediaan hewan uji juga sangat terbatas, peneliti harus antre panjang untuk memesan hewan uji untuk kepentingan penelitian,” terang Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Prof. Dr. dr. Eti Nurwening Sholikhah, M.Kes., M.Med.Ed., Sp.KKLP.

Baca Juga: Selesaikan Doktor Ilmu Sosial,  Mantan Wagub Banten Andika Hazrumy Raih Predikat Cumlaude

Dalam tahapan pengembangan obat, salah satu upaya untuk menilai keamanan obat atau bahan obat adalah melalui uji toksisitas. Pengujian ini memainkan peranan penting dalam mengidentifikasi potensi efek samping yang disebabkan oleh bahan uji.

Eti menerangkan, meskipun terdapat upaya untuk meniadakan penggunaan hewan dalam pengujian, serta terjadi peningkatan jumlah penelitian yang menggunakan model in vitro dan komputasi, hewan masih digunakan secara luas untuk penelitian dan pengujian toksikologi.

“Uji toksisitas menggunakan hewan uji sebagai model berguna untuk melihat adanya reaksi biokimia, fisiologik, dan patologik pada manusia terhadap suatu sediaan uji,” terangnya.

Baca Juga: Martabak Lumpia Ide Jualan Juga Ide Bekal Praktis Yang Mudah Di Buat.

Untuk memenuhi aspek etik dan menjaga kesejahteraan hewan uji, penggunaan hewan harus memenuhi prinsip 3R yaitu reduction atau pengurangan jumlah hewan; replacement atau penggantian hewan dengan kultur sel, hewan dengan filogenetik lebih rendah, atau program komputer; serta refinement atau peminimalan rasa sakit dan stres.

Laboratorium hewan uji juga diharuskan menerapkan cara berlaboratorium hewan uji yang baik yang dapat mengacu pada The Guide for the Care and Use of Laboratory Animals yang terkini.

Baca Juga: Oreo Choco Balls Cuma Pakai 3 Bahan No Oven No Mixer Simpel Banget Buatnya

Menurut Eti, peningkatan jumlah fasilitas serta ketersediaan hewan uji yang memenuhi syarat perlu diupayakan. Selain itu perlu dikembangkan model baru in vitro yang lebih dapat mewakili manusia sesuai dengan kondisi sebenarnya.***

Editor: Adityawarman

Sumber: ugm.ac.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X